macam macam

macam macam

Senin, 23 April 2018

Makalah Oral Hiygine


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mulut merupakan bagian pertama dari saluran makanan dan bagian dari sistem pernafasan (Wolf, 1994). Mulut juga merupakan gerbang masuknya penyakit (Adam, 1992). Di dalam rongga mulut terdapat saliva yang berfungsi sebagai pembersih mekanis dari mulut (Taylor, 1997).
Di dalam rongga mulut terdapat berbagai macam mikroorgnisme meskipun bersifat komensal, pada keadaan tertentu bisa bersifat patogen apabila respon penjamu terganggu. (Roeslan, 2002). Pembersihan mulut secara alamiah yang seharusnya dilakukan oleh lidah dan saliva, bila tidak bekerja dengan semestinya dapat menyebabkan terjadinya infeksi rongga mulut, misalnya penderita dengan sakit parah dan penderita yang tidak boleh atau tidak mampu memasukkan sesuatu melalui mulut mereka (Bouwhuizen, 1996).
Pada penderita yang tidak berdaya perawat tidak boleh lupa memberikan perhatian khusus pada mulut pasien. Pengumpulan lendir dan terbentuknya kerak pada gigi dan bibir dikenal sebagai sordes. Jika terbentuk sordes atau lidahnya berlapis lendir menunjukan kalau kebersihan rongga mulutnya kurang. (Wolf, 1994).
Sepanjang masa hidup seseorang, perubahan fisiologi mempengaruhi kondisi dan penampilan struktur dalam rongga mulut. Anak dapat tejadi karies gigi pada gigi susu karena pola makan atau kurangnya perawatan gigi. Gigi remaja adalah permanen dan memerlukan perhatian teratur untuk diet dan perawatan gigi dan mencegah masalah pada tahun-yahun berikutnya. Pada saat orang bertambah tua, praktek hygiene mulut berubah untuk mempengaruhi gigi dan mukosa lebih lanjut. Usia yang berhubunga dengan perubahan di dalam mulut, dikombinasi dengan penyakit kronis, ketikmampuan fisik, dan medikasi yang diresepkan memiliki efek samping pada mulut, menyebabkan perawatan mulut yang buruk.
Efek pada ketidakcukupan perawatan meliputi karies dan kehilangan gigi, penyakit periodontal, permulaan infeksi sistemik, dan efek jangka panjang pada harga diri, kemampuan untuk makan, dan pemeliharaan hubungan(Danielson,1988). Pengkajian tingkat perkembangan klien membantu dalam menetukan tipe masalah hygiene yang di harapkan.

B. Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
      1.   Untuk memnuhi tugas mata kuliah PKKDM
      2.   Untuk mengetahui cara perawatan oral hygiene pada klien baik yang sadar maupun yang tidak sadar.
      3.   Untuk menambah pengetahuan dalam mengenal masalah mulut yang umum.
      4.   Untuk mengetahui diagnose keperawatan yang menyangkut masalah oral hygiene.
      5.   Untuk mengetahui pengkajian apa saja yang menyangkut oral hygiene.
  
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengkajian
Pada proses pengkajian tentang oral hygiene perawat memeriksa bibir, gigi, mukosa buccal, gusi, langit-langit dan lidah klien. Perawat memeriksa semua daerah ini dengan hati-hati tentang warna, hidrasi, tekstur, dan lukanya. Klien yang tidak mengikuti praktek hygiene mulut yang teratur akan mengalami penurunan jaringan gusi yag meradang, gigi yang hitam (khususnya sepanjang margin gusi), karies gigi, kehilangan gigi, dan halitosis.
Rasa sakit yang dilokalisasi adalah gejala umumdari penyakit gusi atau gangguan gigi tertentu. Infeksi pada mulut melibatkan organism seperti  Treponema pallidum, Neisseria gonorrhoeae, dan Hominisvirus herpes. Jika klien hendak memperoleh radiasi atau kemoterapi sangat penting mengumpulkan data dasar mengenai keadaan rongga mulut klien. Hali ini berfungsi sebagai dasar untu perawatan preventif bagi klien saat mereka melewati pengobatan.

Data Objektif
a.    Klien mengatakan Xerostoma (mulut kering)
b.   Klien menyatakan Ketidaknyamanan mulut
c.    Klien menyatakan Saliva kental
d.   Klien menyatakan Penurunan produksi saliva
e.    Klien menyatakan Bibir imflamasi
f.     Klien menyatakan Lidah kering dan pecah

Data subjektif
·         Mulut klien berbau
·         Klien memperlihatkan pada mulut banyak plak
·         Klien kelihatan sulit untuk bicara
·         Klien mengatakan nafsu makan berkurang

B. Diagnosa
Pengkajian rongga mulut klien dapat menunjukkan perubahan actual atau potensial dalam integritas struktur mulut. Diagnose keperawatan yang berhubungan dapat merefleksikan masalah atau komplikasi akibat perubahan rongga mulut. Penemuan perawat juga menunjukkan kebutuhan kien untuk bantuan perawatan mulut karena divisit perawatan diri. Identifikasi diagnose yang akurat memerlukan seleksi factor yang berhubungan yang menyebabkan masalah klien.
Perubahan pada mukosa mulut akibat pemaparan radiasi misalnya kan memerlukan intervensi berbeda daripada kerusakan mukosa akibat penempatan selang endotrakea.

Contoh Diagnose Keperawatan Nanda Untuk Masalah Hygiene Perubahan membrane mukosa mulut yang berhubungan dengan :
a.    Trauma oral
b.   Asupan cairan yang terbatas
c.    Hygiene mulut yang tidak efektif
d.   Trauma yang berhubungan dengan kemoterapi atau terapi radiasi pada kepala dan leher.
Nyeri yang berhubungan dengan :
a.    Gingivitis
b.   Kehilangan gigi
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan :
a.    Gigi palsu yang tidak pas
b.   Gingivitis
Devisit perawatan diri mandi/hygiene oral yang berhubungan dengan :
a.    Perubahan tingkat kesadaran
b.   Kelemahan ektremitas atas
Gangguan gambaran diri yang berhubungan dengan :
a.    Halitosis
b.   Ketidakadaan gigi
Kurang pengetahuan tentang hygiene oral yang berhubungan dengan :
·         Kesalahpahaman praktek hygiene
Resiko infeksi yang berhubungan dengan :
·         Trauma mukosa oral

C. Intevensi
1. Tujuan
Oral hygiene merupakan tindakan untuk membersihkan dan menyegarkan mulut, gigi dan gusi (Clark, 1993). Menurut Taylor et al (1997), oral hygiene adalah tindakan yang ditujukan untuk :
(1) menjaga kontiunitas bibir, lidah dan mukosa membran mulut,
(2) mencegah terjadinya infeksi rongga mulut dan
(3) melembabkan mukosa membran mulut dan bibir.
      Sedangkan menurut Clark (1993), oral hygiene bertujuan untuk :
(1) mencegah penyakit gigi dan mulut,
(2) mencegah penyakit yang penularannya melalui mulut,
(3) mempertinggi daya tahan tubuh, dan
(4) memperbaiki fungsi mulut untuk meningkatkan nafsu makan.
Secara umum dapat di simpulkan tujuan dari hygiens mulut meliputi :
1)   Klien akan memiliki mukosa mulut utuh yang terhidrasi baik
2)   Klien mampu melakukan sendiri perawatan hygiene mulut dengan benar
3)   Klien akan memahami praktek hygiene mulut
4)   Klien akan mencapai rasa nyaman.

2. Hasil yang Di harapkan
Mukosa mulut dan lidah terlihat merah muda, lembab, utuh. Gusi basah dan utuh, gigi terlihat bersih, dan licin. Lidah berwarna merah muda dan tidak kotor. Bibir lembab, mukosa dan pharynx tetab bersih. Peradangan, kerak, luka, dan kotoran yang keras akan tidak ada. Dan gigi bebas dari partikel makanan. Dan diharapkan klien secara verbal menyatakan kenyamanan dan perasaannya tentang kebersihan mulut. Sehingga klien akan menelan dan berbicara lebih nyaman.

3.  Persiapan Alat
Adapun persiapan alat yang di gunakan dalam oral hygiene adalah :
1.     Pencuci mulut atau larutan antiseptik
2.     Spatel lidah dengan bantalan/spons
3.     Handuk wajah, handuk kertas
4.     Baskom
5.     Gelas air dengan air dingin
6.     Jeli larut air
7.     Spuit ber-bulb kecil (opsional)
8.     Kateter penghisap yang dihubungkan dengan alat pengisap
9.     Sarung tangan sekali pakai.

4.  Persiapan Pasien
Persiapan pasien :
·        Memberitahukan pada pasien tindakan yang akan di lakukan
·        Menjelaskan prosedur yang akan di lakukan

5. Prosedur dan Rasional
Melakukan intervensi perawatan mulut untuk pasien yang tidak sadar atau lemah : Melakukan intervensi perawatan mulut pada klien yang menggunakan gigi palsu. Contoh Rencana Asuhan Keperawatan untuk Perubahan Membrane Mukosa Mulut. Diagnosa Keperawatan : Perubahan membrane mukosa mulut yang berhubungan dengan radiasi rongga mulut. Defenisi : perubahan membrane mukosa mulut adalah keadaan individu mengalami gangguan pada lapisan rongga mulut.

D. Implementasi
Hygiene Mulut
Hygiene mulut yang baik termasuk kebersihan, kenyamanan dan kelembaban struktur mulut. Perawatan yang tepat mencegah penyakit mulut dan kerusakan gigi. Klien di rumah sakit atau fasilitas jangka panjang seringkali tidak menerima perawatan agresif yang mereka butuhkan. Perawatan mulut harus diberikan teratur dan setiap hari.
Diet
Untuk mencegah kerusakan gigi klien harus mengubah kebiasaan makan, mengurangi asupan karbohidrat, terutama kedupan manis diantara makanan. Makanan manis atau yang mengandung tepung akan menempel pada permukaan gigi. Setelah memakan yang manis, klien harus menggosok gigi dalam waktu 30 menit untuk mengurangi aksi plak.
Gosok gigi
Gosok gigi dengan teliti sedikitnya empat kali sehari (setelah makan dan waktu tidur) adalah dasar program hygiene mulut yang efektif. Sikat gigi harus mempunyai pegangan yang lurus, dan bulunya harus cukup kecil untuk menjangkau semua bagian mulut. Sikat gigi harus diganti setiap tiga bulan.
Penggunaan Fluorida
Pada kebanyakan komunitas persediaan air terdiri dari fluoride. Rosier dan Beck (1991) melaporkan ringkasan studi epidemiologi yang menunjukkan bahwa pemberian fluor pada air minum telah memainkan peranan yang dominan dalam menurunkan karies gigi.

Flossing
Flossing gigi adalah penting untuk mengangkat plak dan tartar dengan efektif diantara gigi. Flossing melibatkan insersi floss  gigi, satu per satu.
Hygiene Mulut Khusus
Beberapa klien memerlukan metode hygiene mulut yang khusus karena tingkat ketergantungan mereka pada perawat atu ada kelainan mukosa mulut. Klien yang tidak sadar. Lebih rentan terkena kekeringan sekresi air liur pada mukosa yang tebal karena mereka tidak mampu untuk makan, atau minum, sering bernapas melalui mulut, dan seringkali memperoleh terapi oksigen. Melakukan Implementasi Perawatan mulut untuk klien yang tidak sadar. Melakukan Implementasi Perawatan mulut untuk klien menggunakan gigi palsu

E. Evaluasi
Hasil yang diharapkan dari hygiene mulut tidak terlihat dalam beberapa hari. Pembersihan yang berulang-ulang seringkali diperlukan untuk mengangkat enkrustasi tebal pada lidah dan memperbaiki hidrasi mukosa yang normal. Perawat mengevaluasi keberhasilan intervensi untuk memelihara integritas mukosa.Perawat mengantisipasi kebutuhan untuk mengubah intervensi selama evaluasi. Hal ini memerlukan beberapa minggu dari hiegine yang teliti untuk mengurangi kejadian karies gigi. Contoh evaluasi intervensi untuk masalah hygiene mulut

Tidak ada komentar:

Posting Komentar